Kamis, 20 April 2017

Arthur Schopenhauer

Arthur Schopenhauer


Arthur Schopenhauer lahir pada 22 Februari 1788 di Danzig, Polandia. Kedua orang tuanya, Heinrich Floris Schopenhauer dan Johanna Schopenhauer, adalah keturunan orang kaya Jerman dan keluarga bangsawan. Arthur Schopenhauer tumbuh menjadi salah satu pesismis terbesar dalam sejarah filosofi karena Orangtuanya tidak memperhatikannya. Setelah kematian ayahnya yang bunuh diri, Arthur diwarisi kekayaan yang menjamin bahwa ia tidak perlu lagi bekerja. Lalu ia dikirim ke London untuk mempelajari bahasa Inggris di sekolah asrama Eagle House di Wimbledon.
Pada tahun 1809, Schopenhauer kuliah dan menjadi mahasiswa di Universitas Göttingen untuk mempelajari Metafisik dan Psikologi di bawah pengajaran Gottlob Ernst Schulze (1761-1833). Schulze mendorong Schopenhauer untuk mempelajari lebih dalam mengenai pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Pada tahun 1811 sampai tahun 1812, dia mengikuti kuliah dari Johann Gottlieb Fichte, seorang filsuf terkemuka dan dari seorang teolog Friedrich Schleiermacher.
Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan filsuf Imanuel Kant. Kekagumannya terhadap kedua tokoh tersebut sangat besar, sampai di ruang kerjanya dipasang patung kedua tokoh tersebut.
Di antara tahun 1814-1815 Schopenhauer pindah ke Dresden dan menulis beberapa tesis. Salah satu tulisan yang disebutnya sebagai mahakarya diselesaikan pada tahun 1818 adalah The World as Will and Representation. Sayangnya buku-buku Schopenhauer tidak laku terjual.
Tahun 1820 Schopenhauer memberikan kuliah filsafat mengenai teori esensi dunia dan pikiran manusia. Hanya lima orang yang mengikuti kuliahnya, sehingga akhirnya Schopenhauer dikeluarkan dari akademi tersebut.
Schopenhauer pernah menjalin hubungan dengan Caroline Medon selama 10 tahun, tapi Schopenhauer tidak pernah berminat untuk meresmikan hubungan itu. Belakangan saat usia 43 tahun, ia mulai memikirkan pernikahan dan mendekati Flora Weiss, namun tidak berhasil. Setelah kegagalan-kegagalan yang dialaminya, Schopenhauer memutuskan untuk pindah ke sebuah apartemen di Frankfurt pada tahun 1833.
Tahun 1851 Schopenhauer mencapai puncak ketenarannya setelah buku kumpulan esainya diterbitkan dan menjadi bestseller. Kesehatannya mulai memburuk dan ia pun meninggal pada 21 September 1860 karena gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya. Schopenhauer meninggal pada usia 72 tahun.
Kebijaksanaan dari Kematian dan Tragedi Perempuan.
Melalui nirwana individu meraih kedamaian tanpa kehendak, dan menemukan pembebasan. Akan tetapi, setelah individu merasa damai dan bebas, kemudian apa? Hidup membawa individu pada kematian, tetapi hiduppun akan menghidupi anak cucu itu, atau anak cucu individu-individu lain. Maka, dapatkah umat manusia diselamatkan? Adakah nirwana untuk semua umat manusia atau untuk sebuah ras, disamping untuk individu?
Jelas, bahwa satu-satunya penaklukan akhir dan radikal atas kehendak adalah menghentikan sumber kehidupan, yakni kehendak untuk reproduksi. Kepuasaan yang timbul akibat dorongan reproduktif harus dikutuk karena kepuasan seperti itu merupakan penegasan yang paling kuat atas nafsu untuk hidup. Beranak pinak, dengan demikian, bisa disebut dengan kejahatan!
Dan, yang terutama melakukan kejahatan itu adalah perempuan. “karena, ketika pengetahuan telah sampai pada tiadanya kehendak, pesona yang bodoh dari perempuan yang menggoda lagi laki-laki untuk beranak pinak. Anak-anak muda tidak cukup cerdas utnuk melihat betapa singkatnya pesona perempuan tersebut, dan ketika akal sehat mulai berfungsi lagi, ia sudah lama terperosok.
Oleh sebab itu, semakin kurang kita berhubungan dengan perempuan, semakin baiklah hidup kita. Hidup terasa lebih aman, lebih menyenangkan lebih halus tanpa perempuan. Biarkan para lelaki memahami jerat yang dipasang pada kecantikan perempuan, maka komedi absurd reproduksi (pasti) akan berakhir. Perkembangan intelegensi akan memperlemah kehendak untuk bereproduksi, dan dengan demikian suatu ras akan punah. Dan, dengan begitu, penderitaan hidup akan berakhir.
Schopenhauer dapat mengatakan bahwa perempuan merupakan sumber kejahatan dikarenakan ajarannya yang bersifat pesimis dan ia sendiri akhirnya tidak jadi menikah dan hidup sendiri sampai akhir hayatnya sehingga ada kemungkinan ia menganggap perempuan dengan cara yang negatif.
Kehendak Buta
Menurut Schopenhauer, dunia adalah kehendak dan tiada jalan yang menuju kepada dunia di dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu, hakikat dunia tidak dapat didekati dari luar; sebab segala pendekatan dari luar hanya memberi pengetahuan tentang apa yang tampak saja, tidak memberi pengetahuan tentang hakikat dunia itu. Untuk mengetahui tentang hakikat sebenarnya dari dunia ini, kita harus memasuki diri kita sendiri. Kalau kita mampu menemukan hakikat jiwa kita sendiri, kita mungkin akan mempunyai kunci untuk membuka pintu dunia luar.
1. Kehendak Hidup
Keinginan manusia yang sangat kuat dan didasari pada norma-norma yang ada, yang dilakukan untuk mempertahankan hidupnya. Dalam hal ini kehendak manusia tidak akan terlepas dari yang namanya intlektual, maksudnya bahwa setiap kehendak dari manusia selalu didasarkan pada intlektual yang dimiliki oleh individu tersebut. akan tetapi dalam hal ini intlek bisa letih, dan kehendak selalu terjaga.
2. Kehendak untuk Reproduksi
Musuh abadi dari kehendak untuk hidup adalah kematian. Kehendak untuk hidup dapat mengalahkan kematian dengan melakukan reproduksi. Setiap organisme normal pada saat mencapai tingkat dewasa, segera mengorbankan dirinya untuk menjalankan tugas reproduksi. Reproduksi adalah tujuan utama dan naluri yang paling kuat dari setiap organisme, karena dengan cara itu kehendak menaklukan kematian. Setiap orang mencari pasangan yang kira-kira bakal menetralisir segala kekurangannya. Tujuan utama perkawinan adalah perpanjangan spesies, dan bukannya kesenangan individu.
Menurut Schopenhauer setiap manusia mempunyai kehendak dimana terdiri dari dua kehendak yaitu kehendak untuk hidup dan kehendak untuk bereproduksi. Semua manusia ingin hidup dan semua manusia akan meninggal dunia sehingga agar populasi manusia tidak punah maka diberikanlah kehendak untuk bereproduksi. Arthur berpendapat menurutnya setiap manusia mencari pasangan didasari untuk perpanjangan spesies dan bukan sepenuhnya kesenangan individu.
3. Kehendak Sebagai Kejahatan
Jika dunia adalah kehendak, maka dunia adalah penderitaan. Kehendak mengisyaratkan keinginan; keinginan selalu lebih besar dan lebih banyak daripada apa yang diperoleh. Akibatnya pemenuhan keinginan tidak pernah memuaskan, sehingga seringkali membawa ketidakbahagiaan daripada kebahagiaan. Karena tuntutan nafsu seringkali bertentangan dengan kesejahteraan pribadi kita dan membuatnya menjadi lemah. Kontradiksi merusak diri setiap individu, keinginan yang terpenuhi mengembangkan keinginan baru yang lebih besar, demikian seterusnya tanpa ada batasnya.
Gambaran menyeluruh tentang hidup sangatlah menyakitkan karena hidup adalah penderitaan. Bertambahnya pengetahuan bukan berarti bebas dari penderitaan, melainkan justru memperbesar penderitaan. Sejauh kehendak adalah faktor dominan dalam manusia, kesengsaraan dan perselisihan akan terus menerus ada, dan harus terus ada.
Kehendak dianggap sebagai kejahatan bagi Schopenhauer dikarenakan apabila kehendak tidak terpenuhi akan mendatangkan penderitaan dan akhirnya kehilangan kebahagian.
Filsafat Keinginan

Schopenhauer memberikan fokus kepada investigasinya terhadap motivasi seseorang.Sebelumnya, filsuf terkemuka Hegel telah mempopulerkan konsep Zeitgeist, ide bahwa masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang digerakkan di dalam sebuah arah yang jelas. Schopenhauer memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu Hegel dan Kant. Schopenhauer sendiri mengkritik optimisme logika yang dijelaskan oleh kedua filsuf terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya didorong oleh keinginan dasar sendiri, atau Wille zum Leben (keinginan untuk hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia. Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia. Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri    Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian.

Keputusan dan Hukuman

Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan. Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya. Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada keinginan bebas, haruskah kejahatan dihukum?

Daftar Pustaka :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Schopenhauer2. http://psychoexpo.blogspot.co.id/2010/05/kehendak-buta-filsafat-arthur.html3.http://www.kompasiana.com/www.filsafatmanusia.com/filsafat-manusia-kehedak-buta-arthur-schopenhauer-1788-1868_55299b106ea8343925552d0c4. http://adipustakawan01.blogspot.com/2013/06/arthur-schopenhauer-tokoh-filsafat.html

Rabu, 05 April 2017

Pokok - Pokok Pikiran Rene Descartes 





Rene Descartes adalah seorang filsusuf berkebangsaan Perancis dan beragama katholik sekaligus penganut bid’ah Galileo yang pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh gereja. Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis 31 Maret 1959. Rene Descartes sering disebut sebagai “Bapak Filsafat Modern”, menurut Bertnand Russel gelar itu diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern yang membangun filsafat yang berdiri di atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan rasional Karyanya yang terpenting adalah Discours de la method (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Di dalam kedua buku ini ia menuangkan metodenya yang terkenal yaitu metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt) atau sering disebut cogito Descartes.

Rene Descartes memiliki pokok-pokok pikiran dalam filsafat, antara lain:

1 .    Cogito Ergo Sum
Ia berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Untuk menemukan basis yang kuat dalam filsafat, ia meragukan terlebih dahulu segala sesuatu yang diragukan dan ia menyimpulkan bahwa 3 pengetahuan dapat diragukan, yaitu:
a.     Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan
Contoh: memasukkan kayu lurus ke dalam air, kayu tersebut tampak bengkok

b.     Fakta umum tentang dunia
Contoh: api itu panas, benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descartes menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari sana kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.

c.     Logika dan matematika, prinsip-prinsip logika dan matematika juga dapat diragukan.
Contoh: bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.


Berdasarkan keraguan tersebut, Descartes mengeluarkan pendapat yaitu cogito ergo sum (aku berfikir, maka aku ada).

2.     Ide-ide bawaan
Karena kesaksian apapun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Descartes ia harus mencari kebenaran dalam dirinya dengan menggunakan norma dan jika metoda dilangsungkan apakah hasilnya. Descartes berpendapat bahwa dalam dirinya dapat ditemukan tiga “ide bawaan”. Ia merasa ketiga ini sudah ada dalam dirinya sejak lahir masing-masing ialah pemikiran, Tuhan, dan keluasan.
a.     Pemikiran
Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diteruma juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.

b.     Tuhan sebagai wujud yang sama sekali sempurna
Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain daripada Tuhan.

c.     Keluasan
Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.

3.     Substansi
Descartes menyimpulkan bahwa selain Tuhan, ada dua subtansi:
a.     Pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.
b.     Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan

Akan tetapi, karena Descartes telah menyangsikan adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk membuktikan keberadaannya. Bagi Descartes, satu-satunya alasan untuk menerima adanya dunia materil ialah bahwa Tuhan akan menipu saya kalau sekiranya ia memberi say aide keluasan, sedangkan di luar tidak ada sesuatu pun yang sesuai dengannya. Dengan demikian, keberadaan yang sempurna yang ada di luar saya tidak akan menemui saya, artinya ada dunia meteril lain yang keberadaannya tidak diragukan, bahkan sempurna.


4.     Manusia
   Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua sebstansi, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari suatu mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia. Itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung dalam grandula pinealis. Akan tetapi, akhirnya pemecahan ini tidak memadai bagi Descartes sendiri.


SUMBER REFERENSI:
  • http://azimatus.blogspot.co.id/2016/02/pemikiran-descartes-1596-1650.html

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes

  • http://kharirotunnadhrohs.blogspot.co.id/2013/06/pemikiran-rene-descartes.html

  • http://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum